VLBA memiliki ketajaman tinggi dan bisa melihat detil uang logam satu sen Amerika Serikat atau kogam 25 rupiah jika teleskop ini ditempatkan di permukaan Bulan!
Sama seperti peta yang kita gunakan untuk memandu saat keliling kota atau bepergian dari satu tempat ke tempat lain, para astronom juga membuat peta Alam Semesta!
Dengan menggunakan beberapa teleskop canggih di Jepang, para astronom berhasil memperoleh informasi baru yang lebih akurat terkait lokasi Bumi di Bima Sakti dan tentu saja lokasi lubang hitam di pusat galaksi.
Ketelitian Tinggi Teleskop Besar
Bumi berada di Bima Sakti. Itu artinya, kita tidak mungkin keluar dari Bima Sakti untuk melihat seperti apa bentuk galaksi kita dari luar. Sampai saat ini, penjelajahan antariksa terjauh baru pada area perbatasan Tata Surya dan ruang antarbintang yang dicapai dua wahana Voyager yang diberangkatkan lebih dari 40 tahun lalu.
Tapi, kita bisa menentukan posisi kita di Bima Sakti bahkan memahami galaksi kita ini lewat berbagai pengukuran yang dilakukan dengan teleskop yang ada di Bumi maupun di antariksa. Dan sangat penting bagi kita untuk memahami struktur galaksi dan di mana kita berada.
Teleskop VERA (VLBI Exploration of Radio Astrometry) yang dioperasikan oleh NAOJ (National Astronomical Observatory of Japan) menggunakan teknik khusus yang dikenal dengan nama inteferometri untuk mempelajari alam semesta. Teknik ini bertujuan untuk menggabungkan data dari teleskop radio yang tersebar di seluruh Jepang untuk memperoleh hasil yang sama dengan sebuah teleskop radio raksasa.
Nah, ketika seluruh teleskop radio di Jepang digabung, kemampuan yang dihasilkan sama dengan teleskop radio berukuran 2300 kilometer persegi. Setara dengan besarnya kota Palangka Raya di Kalimantan Tengah atau 3,5 kali D.K.I. Jakarta!
Wawasan Baru
Dari peta yang dibuat dengan teleskop VERA, astronom bisa menghitung posisi pusat Bima Skati, titik yang dikeliling objek-objek di dalam galaksi ini.
Dari peta yang dibuat, posisi pusat galaksi dan lubang hitam supermasif diketahui berjarak 25.800 tahun cahaya dari Bumi. Jarak ini lebih dekat dibanding jarak yang digunakan astronom sejak tahun 1985 yakni 27.700 tahun cahaya. Selain itu, ternyata Matahari bergerak mengelilingi pusat Bima Saki dengan kecepatan 227 km/detik, lebih cepat dari yang diketahui selama ini (220 km/detik)!
Kecepatan ini 2,5 lebih cepat dari sambaran petir!
Tentu saja ini berarti bahwa Matahari dan juga Bumi bergerak lebih cepat dan berada lebih dekat ke lubang hitam supermasif. Tapi tidak perlu kuatir. Penemuan ini tak berarti Bumi akan serta merta “nyemplung” atau ditarik masuk ke dalam lubang hitam. Tidak ada efek apapun karena jarak itu masih jauh dari lubang hitam supermasif.
Meskipun demikian, hasil terbaru ini memberi pandangan yang lebih jelas dan akurat dari peta Bima Sakti.
Teleskop VERA ini mengamati dan mempelajari gerak dan posisi bintang-bintang di Bima Sakti, khususnya bintang yang berada dekat lubang hitam supermasif. Diharapkan di masa depan akan lebih banyak lagi objek di sekitar lubang hitam supermasif Sagittarius A* di pusat Bima Sakti yang bisa dipelajari gerak dan posisinya. Dengan demikian, pemahaman tentang gerak dan struktur Bima Sakti bisa semakin akurat.
Kredit foto: NASA/JPL-Caltech/ESO/R. Hurt
VLBA memiliki ketajaman tinggi dan bisa melihat detil uang logam satu sen Amerika Serikat atau kogam 25 rupiah jika teleskop ini ditempatkan di permukaan Bulan!